Saat ini, usaha ternak sapi potong yang paling menguntungkan adalah penggemukan. Memelihara sapi dari ukuran bakalan hingga ukuran siap untuk dipotong. Kebanyakan ternak sapi di Indonesia menitikberatkan pada usaha penggemukan. Jarang ada peternak yang menggeluti usaha pembibitan secara intensif. Usaha pembibitan sapi dianggap kurang menguntungkan secara ekonomi.
Selama ini usaha pembibitan sapi banyak dilakukan para peternak tradisional. Produktivitasnya kurang bisa diandalkan. Banyak dilakukan sebagai usaha sampingan atau tabungan keluarga. Sehingga Indonesia selalu kekurangan sapi bakalan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sapi bakalan banyak diimpor dari negara lain.
Sapi ongole mampu beradaptasi dengan baik di iklim tropis, oleh karena itu para peternak di Indonesia menyukainya. Hanya saja pertumbuhannya cenderung lambat. Sapi ini akan mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun. Banyak peternak yang menyilangkan sapi ongole dengan jenis lain.
Selain ketentuan kandang di atas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan peralatan kandang untuk ternak sapi. Berikut beberapa diantaranya:
Konsentrat, atau biasa juga disebut bahan penguat. Terdiri dari biji-bijian, umbi-umbian dan limbah pengolahan hasil pertanian lainnya. Pakan tambahan, biasanya berupa vitamin, mineral, enzim, antibiotik, urea dan lain-lainnya.
Sebaiknya berikan pakan konsentrat dalam bentuk kering. Hal ini berguna untuk merangsang keluarnya enzim dari ludah sapi yang berguna untuk memicu pertumbuhan bakteri dalam rumen sapi. Pemberian pakan hijauan jumlahnya 10% dari bobot tubuh sapi. Pakan hijaun diberikan 2-3 jam setelah pemberian pakan konsentrat.
Kebutuhan pakan Takaran
Sekitar 1-2 hari sekali, sapi harus dimandikan. Sikat tubuh sapi hingga bersih.
Selama ini usaha pembibitan sapi banyak dilakukan para peternak tradisional. Produktivitasnya kurang bisa diandalkan. Banyak dilakukan sebagai usaha sampingan atau tabungan keluarga. Sehingga Indonesia selalu kekurangan sapi bakalan. Untuk memenuhi kebutuhan itu, sapi bakalan banyak diimpor dari negara lain.
Jenis-jenis sapi potong
Berdasarkan sumbernya, terdapat tiga golongan sapi dalam usaha ternak sapi di Indonesia, yakni sapi lokal, sapi impor dan hasil silangannya. Berikut ini beberapa jenis sapi yang paling banyak beredar dan dibudidayakan di Indonesia:Sapi ongole
Sapi ini berasal dari India, ternak sapi ongolecukup banyak di Indonesia. Terdapat dua jenis tipe sapi ongole yang populer yakni peranakan ongole (PO) dan sumba ongole (SO). Sapi ongole gampang dikenali. Warna kulitnya putih, disekitar kepala sedikit lebih gelap cenderung abu-abu. Postur tubuhnya agak panjang, leher sedikit pendek dan kaki terlihat panjang.Sapi ongole mampu beradaptasi dengan baik di iklim tropis, oleh karena itu para peternak di Indonesia menyukainya. Hanya saja pertumbuhannya cenderung lambat. Sapi ini akan mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun. Banyak peternak yang menyilangkan sapi ongole dengan jenis lain.
Sapi bali
Sapi bali memiliki warna tubuh coklat, warnanya akan semakin gelap dengan bertambahnya umur sapi. Sapi bali merupakan jenis sapi lokal yang paling banyak diternakkan di Indonesia. Disukai karena tekstur dagingnya yang lembut dan sedikit lemak. Ternak sapi bali sangat cocok untuk daerah tropis dengan ketinggian di bawah 100 meter dpl. Banyak dibudidayakan di daerah Bali, NTB, NTT dan Sulawesi.Sapi impor
Perkembangan teknologi peternakan memungkinkan sapi impor dari Amerika, Eropa, Australia yang mempunyai iklim sub tropis bisa dibudidayakan di Indonesia. Sapi-sapi tersebut memiliki keunggulan dalam ukuran tubuh dan pertumbuhan dagingnya. Beberapa yang paling terkenal diantaranya sapi limosin dari Perancis, sapi aberdeen angus dari Skotlandia, sapi simental dari Swiss, sapi brahman dan sapi brangus dari AS.Kandang sapi
Konstruksi kandang untuk ternak sapi potong sangat tergantung pada skala peternakan dan ketersediaan dana. Namun secara umum, kandang sapi harus bisa melindungi sapi dari pengaruh iklim lokal dan perubahan cuaca. Perlu diingat suhu tubuh sapi berkisar 38-39oC. Terdapata tiga tipe kandang sapi, yakni kandang dengan dinding terbuka, setengah terbuka dan dinding tertutup. Kandang sapi terbuka dan setengah terbuka biasanya diterapkan di dataran rendah yang panas tetapi tiupan anginnya tidak terlalu kencang. Kandang dengan dinding tertutup biasanya digunakan di daerah dingin yang berangin kencang, atau kandang yang diperuntukan bagi anakan sapi.Selain ketentuan kandang di atas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kelengkapan peralatan kandang untuk ternak sapi. Berikut beberapa diantaranya:
- Tempat pakan dan minum. Tempat pakan sebaiknya terbuat bahan-bahan yang tidak melukai, bisa kayu atau tembok. Sedangkan tempat minum bisa berupa ember plastik tetapi yang tidak mudah pecah. Tempat makan dan minum harus dirancang dan ditempatkan sedemikian rupa agar sisa-sisa pakan tidak berceceran.
- Tempat tambat. Tambat sapi merupakan tonggak, tiang, atau palang untuk mengikatkan sapi agar tidak bergerak terlalu banyak. Tempat tambat ini bisa dibuat khusus atau disatukan dengan struktur kandang, yang penting harus kokoh.
- Peralatan kandang. Peralatan kandang yang dibutuhkan untuk ternak sapi potong diantaranya sebagai berikut.
- Sekop. Berguna untuk mengaduk pakan dan membersihkan kotoran. Sebaiknya gunakan dua sekop yang berbeda untuk keperluan ini.
- Garpu/garu. Garpu untuk mengaduk pakan dan membersihkan kandang.
- Ember. Untuk keperluan wadah minum dan sanitasi seperti memandikan sapi atau membersihkan kandang.
- Sapu lidi. Untuk membersihkan kandang.
- Selang. Sebagai sarana menyalurkan air dan sanitasi kandang.
- Sikat. Digunakan untuk memandikan sapi.
- Tali. Berguna untuk mengikat sapi ketika ditambatkan atau memindahkan sapi.
- Peratan perawatan kesehatan sapi. Alat suntik, vaksin dan obat-obatan lainnya.
Memilih Anakan Sapi
Bila kita ingin menjalankan usaha pembesaran, sebaiknya pilih sapi anakan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:- Bila memungkinkan dapatkan bibit unggul yang memiliki silsilah jelas dan diketahui sifat-sifatnya.
- Tubuh pedet tidak cacat, kulitnya mulus tidak ditemukan parasit.
- Mata cerah dan bersih, tidak ada kotoronnya dan berair.
- Pernapasan baik, tidak ada lendir keluar dari hidungnya.
- Kukunya baik, tidak ada bengkak, bila diraba tidak terasa panas.
- Pada bagian dubur tidak terlihat ada bekas mencret.
Jenis pakan ternak sapi
Pakan berserat. Bisa berupa hijaun seperti rumput-rumputan, leguminosa dan tanaman lainnya. Limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, daun kacang tanah, pucuk tebu dan lain-lain.Konsentrat, atau biasa juga disebut bahan penguat. Terdiri dari biji-bijian, umbi-umbian dan limbah pengolahan hasil pertanian lainnya. Pakan tambahan, biasanya berupa vitamin, mineral, enzim, antibiotik, urea dan lain-lainnya.
Pemberian pakan
Pakan konsentrat untuk ternak sapi penggemukan bisa dibuat dari berbagai macam bahan, yang terpenting memiliki kadar protein 12% dan Total Digestible Nutriens (TDN) atau jumlah zat dalam pakan yang bisa dicerna sebesar 60-70%. Jumlah pemberian pakan konsentrat 1-2% dari bobot tubuh sapi.Sebaiknya berikan pakan konsentrat dalam bentuk kering. Hal ini berguna untuk merangsang keluarnya enzim dari ludah sapi yang berguna untuk memicu pertumbuhan bakteri dalam rumen sapi. Pemberian pakan hijauan jumlahnya 10% dari bobot tubuh sapi. Pakan hijaun diberikan 2-3 jam setelah pemberian pakan konsentrat.
Kebutuhan pakan Takaran
- Hijauan (rumput+legum) 10% bobot tubuh
- Konsentrat 1-2% bobot tubuh
- Garam 15-30 gram
- Kalsium phospat (tepung tulang/kapur) 13-30 gram
- Air Secukupnya
Perawatan umum
Seperti juga hewan ternak lainnya, ternak sapi potong membutuhkan perawatan rutin agar perkembangannya berjalan baik.Vaksinasi dan pemberian obat cacing.
Bersihkan kotoran di kandang sapi setiap hari. Atau kalau memungkinkan sehari 2 kali. Kebersihan kandang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan sapi, sehingga sapi selalu sehat tidak stres dan terhindar dari penyakit yang tidak perlu.Sekitar 1-2 hari sekali, sapi harus dimandikan. Sikat tubuh sapi hingga bersih.
Memancing secara luas adalah :
Suatu kegiatan tentang menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan dengan berbagai jenis. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang dengan menggunakan tangan atau beberapa alat pemancing.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Sejarah Memancing
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.