Laki-laki itu terpakur memandang kebawah sepertinya sedang menyusun kata-kata yang hendak dia ucapkan, aku membiarkanya dan aku tahu dia memerlukan waktu buat mengumpulkan seluruh ingatanya dan aku harus sabar menunggu .
Petang tengah bergulir menjemput senja,suasana sepi berangsur gelap
"Aku melarat sejak kecil" tiba-tiba lelaki itu memulai suaranya terdengar lambat perlahan.
"Selama hidup aku tidaklah pernah berkecukupan, untuk sekedar makan saja harus bersusah payah, sebuah kelaparan atau setengah lapar itu keseharianku"
"Itu massa lalu,bukan?" Potongku sambil menghibur dirinya .
"Ya,,tapi sekarang bukan berarti aku sudah makmur,aku masih saja hidup prihatin terkadang aku berpikir tuhan telah melakukan sebuah kekeliruan dgn memberi hidup ini
Kau tahu sesungguhnya aku tak berniat dgn kehidupan seperti ini, namun toh.. aku tak bisa memilih selain menjalaninya ,suka atau tidak suka"
"Kita terlanjur ada di dunia ini takdir sepertinya tak bisa kita tolak" aku sekedar menyahut.
"Benar!! sekalipun itu amat menyakitkan ,bertambah usiaku maka aku bertambah sadar betapa buruknya kehidupanku ,sungguh tidak gampang untuk hidup seperti orang lain ,segala upaya telah aku lakukan buat memperbaiki nasib namun keadaanku tidaklah pernah berubah"
"Aku tak takut kerja apa saja, asal bisa makan, Orang tuaku sendiripun mati dalam kemiskinan tak ada mewariskan apa-apa, hanya sebuah sampan dayung tua ini.."
"Aku juga ingin hidup layak seperti orang lain tapi tak pernah bisa tercapai, kau lihat sendiri bagaimana keadaan diriku.."
Lelaki itu berhenti berbicara lalu menyalakan rokok, ia tampak letih dan tua gurat-gurat sengsara membayang jelas di wajahnya.
Dalam hati aku membenarkan dia terlalu menderita sebuah penderitaan panjang di dalam hidupnya.
"Aku tak habis mengerti ,aku bekerja keras, berhemat, berusaha tapi nasib tak kunjung berubah, apa yang salah di hidup ini..?"
"Kau orang yang kuat ,kau tidak menjadi gila "aku berusaha membesarkan hatinya.
"Ya..itu barangkali satu-satunya kemujuranku,tapi apa enaknya hidup terus menerus melarat.?"
**Tanjung Pura 13 juni 2017**
Memancing secara luas adalah :
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Sejarah Memancing
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.