Apium graveolens atau tanaman seledri adalah tanaman yang masuk kedalam golongan tanaman umbelliferae. Tumbuhan seledri sangat cocok ditanam di daerah dengan ketinggian berkisar 1200 meter di atas permukaan laut. Namun tak jarang banyak para petani yang menanan tumbuhan seledri di dataran rendah hal ini di picu karena tingginya harga seledri saat ini.
Usaha tani budidaya seledri sangat cocok dilakukan di dataran tinggi dengan ketinggian 1000-1200 meter dari permukaan laut. Namun tanaman ini masih toleran ditumbuhkan di dataran rendah. Tanaman ini kurang tahan terhadap curah hujan tinggi.
Jenis tanah yang dikehendaki dalam budidaya seledri adalah tanah yang gembur dan mengandung banyak bahan organik. Tanaman ini tumbuh baik pada tingkat keasaman tanah pH 5,5-6,5. Apabila tanah terlalu asam sebaiknya tambahkan kapur atau dolomit.
Cara menanam seledri
Terdapat dua cara menanam seledri yaitu perbanyakan generatif (dari biji) dan perbanyakan vegetatif (dari anakan). Perbanyakan generatif biasanya diterapkan untuk budidaya seledri skala luas atau komersial. Untuk budidaya skala pekarangan seperti dalam pot atau polybag, perbanyakan secara vegetatif lebih mudah dilakukan.Perbanyakan generatif dmulai dengan menyemaikan biji terlebih dahulu. Setelah biji tumbuh menjadi bibit, baru dipindahkan ke dalam pot atau polybag. Berikut langkah-langkahnya:
- Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50-60 derajat celcius) selama 1 jam.
- Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1. Baca cara membuat media persemaian.
- Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai untuk menlindungi tanaman dari kucuran air hujan langsung dan terik matahari.
- Buat alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur tersebut dan tutup tipis dengan tanah lalu siram untuk mempertahankan kelembabannya.
- Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian. Media jangan terlalu basah dan jangan pula sampai kekeringan.
- Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.
Perbanyakan vegetatif biasanya dilakukan apabila kita telah memiliki tanaman seledri sebelumnya. Cara perbanyakannya, ambil anakan yang terdapat dalam rumpun tanaman seledri yang telah ada. Kemudian pindahkan ke pot atau polybag baru. Selanjutnya tanaman bisa diperbanyak dari rumpun seledri yang tumbuh.
Setelah bibit siap dipindahkan, siapkan pot atau polybag ukuran sedang. Isi dengan media tanam yang terdiri dari campuran tanah, kompos dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Ayak terlabih dahulu bahan-bahan tersebut. Penggunaan arang sekam tujuannya agar media tanam memiliki porositas yang baik dan bobot media menjadi ringan sehingga pot atau polybag gampang dipindahkan.
Apabila tidak ada arang sekam bisa diganti dengan sekam padi, jerami padi atau serbuk gergaji. Hati-hati dalam membuat media tanam, gunakan bahan-bahan yang bebas dari hama dan penyakit. Silahkan baca cara membuat media tanam.
Perawatan budidaya seledri
Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga tanaman berumur satu minggu. Setelah itu frekuensi penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media tidak terlalu becek atau kering.Untuk budidaya seledri organik pemberian pupuk organik cair sangat efektif diberikan sebagai pupuk susulan. Pupuk organik cair banyak dijual di toko-toko pertanian dalam berbagai merek, atau bisa juga dibuat sendiri. Silahkan baca cara membuat pupuk organik cair. Selain pupuk cair bisa juga digunakan pupuk kompos, pupuk kandang atau pupuk hayati.
Encerkan pupuk organik cair sebelum disiramkan pada tanaman. Biasanya 10 ml pupuk cair diencerkan dengan 1 liter air sebelum digunakan. Untuk lebih khsususnya ikuti petunjuk yang terdapat dalam kemasan pupuk tersebut. Siramkan pupuk yang telah diencerkan dengan dosis 100 ml per polybag. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali.
Budidaya seledri dalam pot atau polybag sebenarnya relatif jarang terkena hama atau penyakit. Namun pada budidaya seledri skala luas serangan banyak dijumpai. Tidak ada salahnya kita mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit tersebut.
Terdapat beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri. Beberapa diantaranya adalah ulat tanah, keong, kutu dan tunggau. Hama-hama tersebut bisa diberantas dengan dipungut langsung dengan tangan. Apalagi untuk penanaman dalam polybag.
Sedangkan jenis-jenis penyakit budidaya seledri adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Untuk menghindari serangan penyakit-penyakit itu, lakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik.
Apabila serangan penyakit menghebat, bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Silahkan baca mengenai pengendalian penyakit dengan pestisida organik.
Panen seledri
Panen budidaya seledri bisa dilakukan berkali-kali. Panen pertama biasanya terjadi setelah tanaman berumur 1-3 bulan setelah tanam, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan telah maksimum setelah daunnya rimbun dan anakannya banyak.Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batang secara periodik. Frekuensi pemanenan bisa dilakukan 1-2 minggu sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tidak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan dicabut.
Memancing secara luas adalah :
Suatu kegiatan tentang menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan dengan berbagai jenis. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang dengan menggunakan tangan atau beberapa alat pemancing.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Sejarah Memancing
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.