Mancing sangat disukai oleh banyak orang, terlebih lagi sangat disukai oleh dari berbagai kalangan dari anak kecil hingga orang tua. Mancing dapat menghilangkan stres dan menghilangkan lelah, terlebih lagi mancing bisa mendapatkan ikan yang enak untuk di masak atau di makan.
Banyak berbagai jenis teknik mancing yang dapat dipratekkan. Namun di sri langka ada teknik mancing yang sangat unik sekali dan bisa terbilang sangat ekstrim sekali.
Cara mancing dari sri langka ini bisa dibilang tidak pernah terpikirkan oleh pemancing lainnya. Bagaimana tidak ? karena pemancing memasang kayu yang kuat menancapkannya di dalam air dengan kedalaman 1 hingga 3 M untuk dijadikan pijakan selama memancing.
Uniknya lagi, para pemancing tersebut bisa bertahan berjam-jam lamanya dan hasil tangkapannya pun juga sangat banyak sekali.
Teknik Mancing Dari Sri Langka Tetap Selalu Dilestarikan
Walaupun jaman sekarang banyak alat yang canggih dan mudah untuk di gunakan, namun para penduduk sri langka khususnya pemancing disana masih tetap menggunakan cara tradisional ini, karena hal tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang harus tetap di lestarikan.
Kita dapat meniru pemikiran dari penduduk sri langka, karena warisan dan sejarah itu tidak boleh dilupakan sama sekali.
Nelayang-nelayan di sri langka tersebut telah terbiasa melakukan teknik mancing dari sri langka tersebut. Cuma bermodalkan kayu yang disandingkan dengan senar dan kail mereka semaksimal mungkin berusaha mendapatkan tangkapan yang banyak tentunya.
Mancing Dari Sri Langka Memang Hal Yang Berbeda Dari Yang Lain
Ketika anda melihat langsung orang sri langka ataupun nelayan dari sri langka, pasti anda akan takjub dan kaget cara mancing mereka yang sangat unik sekali dan berbeda dari yang lain.
Yang biasanya mancing duduk santai dan menunggu hasil tangkapan, namun sangat berbeda dari cara mancing dari sri langka ini karena pemancing duduk di kayu yang telah di tancapkan di dalam air dengan kedalaman 1 hingga 3 M.
Memancing secara luas adalah :
Suatu kegiatan tentang menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau di tengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan dengan berbagai jenis. Atau bisa juga sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan sebuah alat oleh seorang dengan menggunakan tangan atau beberapa alat pemancing.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.
Namun dalam praktik dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus.
Sejarah Memancing
Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 - 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
Menangkap ikan dengan tangan dapat dilakukan pada perairan dangkal seperti di sungai kecil. Pengertian menangkap ikan dengan tangan menjadi meluas dalam istilah memancing yaitu tanpa menggunakan tongkat pancing (joran) tetapi tetap menggunakan rol pancing dan senar atau biasa disebut mancing tangan.
Saat mancing di laut, menangkap ikan dengan cara ini kerap digunakan untuk jenis memancing dasar laut (bottom fishing). Di Inggris dan Amerika menangkap ikan trout dan ikan salem di sungai-sungai berair dangkal dapat dilakukan dengan tangan (trout tickling).
Pada perairan laut mengumpulkan kerang dengan menggunakan tangan dapat dilakukan dengan cara menyelam. Sekian pejelasan sedikit dari saya mohon maaf apabila masih banyak kekuragan dan terimakasih kepada sumber- sumber yang saya ambil dari web atau bloger lainya.